11 Maret 2017

Dan Ternyata Cinta... yang Menguatkan aku..

Tantangan Kemandirian Anak
kelas BundaSayang IIP

by. Defi Sulistyana

Bismillah,

kk : bunda, capek ya?
bun : iya kak, mau bobok bentar
kk : iya sini, kk pijitkan
.....
lalu, seketika capekpun hilang saat hati terenyuh dengan sebuah perhatian anak kecil yang masih sering meminta di nang ning nang ning.

Dulu, jauh sebelum menikah dan punya anak mungkin saya belum memahami makna dewasa itu bukan umur patokannya. Yang saya pahami, kalau sudah besar ya pasti dewasa. Ternyata it's a big mistakes.

Walau saya pun menjalani aktivitas saya tidak bergantung total pada orangtua, tapi saya ternyata masih salah memaknai.

Masih teringat jelas, mendaftarkan SMA kala itu, bahkan saya hanya di dampingi kakak saya, semua by my self (big thanks to my sister, love you so much). Dulu nggrundel iya, yang lain di dampingi ortu, kenapa saya tidak? Tapi kini saya paham, terpaan itu mendewasakan saya. Ya walaupun itu tak sepenuhnya benar, karena orangtua yang memandirikan anaknya sebaiknya tidaklah melepaskan begitu saja, perlu didampingi dan dipantau. Ini mungkin karena didikan semi ketat ala bapak saya. 
Kini pun, didikan itu coba kami modivikasi, mana yang pas dan tidak pas menurut dapur kami. Orangtua harus pandai meracil bumbu mendidik anak, tak perlu beratus-ratus buku parenting, karena setiap anak memiliki caramya tersendiri, buku- buku itu hanyalah pilihan yang bisa diterapkan atau malah mungkin tidak bisa diterapkan ke anak-anak kita. Karena itu tadi, anak satu dengan yang lain berbeda. Jangankan yang berbeda ortu, yang sama ortu-pun tritmen nya belum tentu sama.

Okey, kembali pada aspek memandirikan anak, kali ini saya akan mengulas perjalanan belajar kk sa selama 5 hari ini.
Kalau dalam muqoddimah, saya sebenarnya hanya membuat dua target terpenuhi, akan tetapi dengan izin Allah, biidznillah, Allah mempermudah kk sa dalam beberapa aspek,
1. Saat saya berusaha mengajarinya makan DIY, Allah memberi kesempatan padanya untuk bisa mandi (pakai sampo dan sabun DIY)
2. Saat saya berusaha mengajarinya membereskan mainan DIY, Allah belum ijabah 100% dia paham, tapi Allah mudahkan ia untuk paham adab keluar masuk kamar mandi (masuk kaki kiri, keluar kaki kanan) yang diajarkan oleh ayahnya tanpa sepengetahuan saya. Dan ia juga lolos dalam melepas baju DIY, serta memakai baju DIY.
Barokallahu fiikum.

sebuah kejadian, yang masih teringat jelas beberapa hari lalu saat saya menemaninya makan malam, selesainya makan, ditaruhnya piring dalam bak cuci, dan dia mengucapkan, barokallahu... seperti halnya saat saya selesai menyuapi dia. Sebuah doa yang saya hantarkan agar makanan yang masuk padanya menjadi berkah serta wasilah ia jadi anak shalihah. Tak berhenti disitu, ia sesekali menyuapi adiknya lalu mengusap lembut kepala adik dengan berucap : barokallahu ya dek... (tentunya dengan logatnya sendiri yang masih 'pelo')

Ini sebuah didikan dari Allah yang dahsyat, banyak bersyukur, karena Cinta benar-benar telah menguatkan langkah saya.. rasa malas karena ujian dan cobaan, hampir saja melemahkan tekad saya dalam menjalani tugas kemandirian anak ini. Walaupun memang untuk menuliskan hasilnya, saya masih kacau.. benar-bemar perlu waktu yang tepat agar otak bisa sinkron menulis.

Inilah my Alifa Izzatunnisa, 2tahun 7bulan


Beberapa Pencapaian DIY -nya antara lain :
1. pipis
2. pub, selesai > baru memanggil bunda
3. mengucap salam keluar masuk rumah
4. keluar rumah memakai jilbab (walau hanya di pekarangan tanpa diminta)
5. menyisir rambut
6. merapikan mainan, belum 100%
7. makam minum 
8. memakai baju sesuai adab
9. melepas baju
10. memakai sepatu sesuai adab
11. mematikan kompor, mematikan dan menghidupkan sanyo
12. meletakkan pakaian kotor pd mesin cuci
apalagi ya.. many more.... itu hanya beberapa.

Alhamdulillaahilladzi bini'matihintatimush shalihat.

Tanpa ingin membandingkan dengan adiknya, semoga kelak ia bisa meniru sang kakak...

Barokallahu fiikum

🎀🎉🎗🎉🎀🎗🎀🎉🎗🎀🎉🎗🎀🎉🎗🎀🎉

Sabtu, 11 Maret 2017
21.30

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ALIRAN RASA GAMES LEVEL 5 KELAS BUNSAY #2 KOORDI IIP by. Defi Sulistyana “Yang Tak Terlupakan” Bismillaah, Ramadhan seakan ...