04 April 2017

Tarbiyah Allah nyata untukmu sayang...


๐ŸŒผkelas Bunda Sayang IIP๐ŸŒผ


Sesekali kupandangi hamparan sawah yang berada mengelilingi rumah ini. Tembok tinggi itu membuatku tak bisa memandangnya sesering mungkin, padahal segarnya hawa ini bisa membangkitkan semangat yang loyo.

Ya Allah, bolehkah kali ini ku memgungkap Aliran rasa yang kualami tepat di saat aku menulis ini? semoga kelak anak turunku yang membacanya tak pula merasakan sakitnya.

Maaf sedikit alay, tapi beginilah roller coaster kehidupan. Allah ciptakan kita tidak tanpa sebab, Allah berikan kita nikmat cobaan agar Allah tahu siapa yang beriman dan siapa yang tidak mensyukuri nikmatNya. 

Sesungguhnya rahmat Allah itu dekat, saya pun memahaminya. Akan tetapi, saat ditabrakkan dengan hal-hal yang menyayat hati, sungguh tak semudah itu meng-iya-kan nya.

Tapi tak apalah, niat menulis malam ini, di prolog ini, hanya untuk membuang sampah emosi. Karena to be honest, otak ini serasa tak ada bayangan ingin menuliskan family project kami.

Hmmm, yasudahlah... cukup Allah dan saya yang tahu..

Family project kami, so far sudah berjalan. dan bisa dikatakan ini sudah memasuki puncaknya. satu hari satu karya dalam 10 hari telah terlaksana walau ada bolongnya, membuat little playland pun juga sudah berjalan, kurang membuat lemari baru dan mengecat ulang lemari lama. Banyaknya kegiatan suami membuat ini tersendat, sedangkan saya memahami kalau saya yang turun tangan di project mengecat ini, sangatlah kurang efektif. Jadi kami putuskan untuk mengerem sesaat keinginan kami ini.

Today, tak banyak yang kk lakukan dalam daily project nya. Ia lebih mengasah kemampuan naturalnya dengan bermain batu dan air on her trully yard (di halaman rumah kami). Ada perasaan over worried sebenarnya saat dia main di halaman, karena saya tidak bisa mengawasinya setiap saat, dan halaman yang cukup luas membuat saya kurang bisa fokus mengawasi. Padahal, banyak sekali berita kasus kejahatan terhadap anak yang beredar di sekitar kami. Dan motifnya semakin aneh-aneh.

kk belajar menumbuk dedaunan dengan batu, memberi makan burung jalak nias kami dengan bunga ๐Ÿค”๐ŸŒฌ menata sepatu dan sandal berjejer bak anak sekolah yang sedang upacara.

Yups, dia sedang merangkai angan. Begitulah cara anak belajar bersama alam. saya sering mengajaknya bertanam atau sekedar mencabut rumput di halaman belakang, mengayun sepeda di halaman rumah, dan sebagainya. Allah karuniakan kami tanah lapang, maka saya tak ingin menyiakan masa kecilnya hanya terkungkung di dalam rumah. Begitu bosan dia pasti.

Begitu sampai tiba waktu tidur siangnya, sedangkan saya sudah tidak kuat menahan kantuk karena sedang menidurkan adek zahrani. Tiba-tiba tangan kecilnya membangunkan saya, dia meminta susu kotak uhtnya. Dan sy pun hanya mampu mengatakan "ambil di tempat biasa ya kak, bunda ngantuk sekali..."
dia pun mengayunkan kaki kecilnya berlari mengambil susu. Setelahnya, saya terlelap.. Dan saat saya terbangun, ia sudah pulas dalam tidur siangnya.

Maasyaa Allah, berarti td kk minum susu lalu tidur sendiri sedang saya dan adek tidur satu kasur. Ya Robb, moga ini bagian dari caraMu mentarbiyahnya secara langsung. 

i Love you my sweetheart, alifa izzatunnisa.. be great honey.


#KelasBunSayIIP
#IIPSoloRaya
#TantanganFamPro
#Harike-13

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ALIRAN RASA GAMES LEVEL 5 KELAS BUNSAY #2 KOORDI IIP by. Defi Sulistyana “Yang Tak Terlupakan” Bismillaah, Ramadhan seakan ...