28 April 2017

Let the Show Begin…..


Hari ini apalah apalah, maasyaa allah sekali padahal hanya di rumah saja sedari pagi. Mungkin karena tidak sholat subuh tepat waktu, dan tidak dibangunkan ayah lantaran ternyata semalam saya lupa membuka kunci kamar, saat ayah belum pulang mengaji. Dan saat ayah pulang, daya sudah terlelap hingga tidak mendengar saat dipanggil. Jadi selepas ayah subuh berjama’ah dimasjid, ayah baru membangunkan.
But oh no, selepas subuh, saya malah tak kuasa menahan kantuk, hingga akhirnya terlelap lagi, baby Z yang sudah terbangun pun akhirnya diurus ayah, begitu pula dengan urusan pagi seperti memutar mesin cuci dan mencuci piring.
Ting tong, jam 5.30am tiba-tiba saya terbangun dan kaget, hingga kram-lah tangan kanan saya, dengan cekatan ayah segera membenarkannya, setelahnya saya masih dipijit.
“bunda capek ya, semalam ayah ketuk-ketuk bunda gak denger”
“oh ya? maaf ayah…”
“semalam ayah hampir masuk sawah gegara kengantukan di jalan bun”
Kengantukan means ngantuk, kami terbiasa menggunakan sisipan ke-an karena ter-shibghoh bahasa kk al.
“ya Allah ayah, kasian banget.. tp motor gapapa kan?” hahaha.
Bercanda lepas pagi itu ternyata membangunkan kk al yang masih pulas, lalu kami bercanda berempat hingga pukul 6.00 dan saya bersiap terjun dapur.

Memasak gule kambing serta membuat ijon beserta sambal pecel, memerlukan waktu sekitar sejam dan waktu ini ayah gunakan untuk quality time bersama anak-anak. Karena jum’at maka ayah memotong kuku kk dan adek.

Kk sudah tak kuasa ingin memegang gunting kuku yang ayah bawa, karena terlalu lama memotong kuku adek, kk pun akhirnya mengambil kursi dan menaikinya untuk mengambil gunting kuku lainnya.

Begitulah kk saat ia sudah tak sabar, ia tidak bisa diam barang lebih dari 5 menit, mungkin bisa dibilang pantatnya panas kali ya, jadi ya kudu berdiri dan bergerak.
Hampir saja ia memotong sendiri kukunya, akan tetapi segera ayah membantu. Aktivitas-aktivitas yang memerlukan benda tajam, memang selalu membutuhkan pengawasan orang dewasa, apalagi, kalau anak masih batita. Walaupun si anak sudah mahir tentunya. Karena sikap mendidik kita, bukan sikap memperkerjakan, akamn tetapi sikap memberikan pengajaran.

Ini seharusnya berlaku bahkan sampai anak dewasa, semisal saat anak sudah tumbuh remaja dan dia bisa baking, kita sebagai ibu tidak seharusnya membiarkan ia baking sendiri dan kita santai-santai, tapi temani anak kita, ajak ngobrol, dan apresiasi dia. Begitu pula jika anaknya laki-laki. Dan ini berlaku buat ayah dan ibu, bukan hanya ibu semata.

Kelar urusan dapur, saya mengurus anak-anak, dan ayah mengurus kerjaan beliau.

Sekitar pukul 08.30, si kk sudah mulai bosan dengan rutinitas indoor, ia mengajak saya untuk menyusul ayahnya.
“ayok bun kita ke kandang bun, mau ngasih maem burung doro…”

oke. saya menuruti karena saya penasaran apa yang akan dilakukannya ditempat yang cukup kotor tersebut. Jangan tanya kalau saya ngapain yaa, pasti saya cuma jauh-jauh dan pegang hp untuk foto-foto, karena saya memang dari dulu urusan kotoran binatang sangat jijik. I don’t know why, mencoba woles tapi tetap tidak bisa. Begitu indahnya jodoh, saya yang tidak suka memelihara hewan, dijodohkan oleh Allah dengan orang yang sangat menyayangi binatang.. Allah guided me, untuk lebih toleran pada makhlukNya selain dari ras manusia.

And you know what? iyuuuuh… si kk sama sekali tidak jijik,
“kk aja yah, yang kasih makan”
lalu ia mengambil jagung kristal dan memberikan pada tiap kandang doro.

Saya amaze antara gak nyangka dengan bahagia. Anak saya gak jijikan yes!

Ternyata memang kata ayah, setiap diajak ke kandang, ia selalu menawarkan bantuan, tidak bisa hanya diam, dia buka kandang doro yang besar, ia masuk kesana bak seorang mandor yang lagi mengecek anak buah. bwahahaaha…

Jam 09.30 saya putuskan ajak kk pulang, sampai rumah saya mandikan lagi si kk, ya karena saya jijikan itu… hehehe.

Sekelumit cerita pagi ini, menyadarkan saya betapa memang anak sulung saya butuh acting out yang lebih.

Saya "merasa" gaya belajar nya yang mendominan adalah bagian kinestetiknya selain di bagian auditory tentunya.

Dan saya merasa sangat bersyukur atas hal itu, karena ini menjadi cambuk bagi kami orangtuanya agak kami bisa lebih mengasah ide untuk program belajarnya.

Hasil pengamatan gaya belajar kk al


Dari tabel diatas, memang kk al mengarah pada kinestetik auditory, walau memang tidak menutup rapat di visualnya. Tapi ya memang visual tidak di semua bagian.

Saya masih ingin 3 hari ke depan melakukan pemgamatan yang lain. Dan semoga Allah memudahkan langkah saya. Eh, koq saya, maksudnya langkah kami (me and my partner) hehe.


#GamesLevel4
#GayaBelajarAnak
#Day9
#KelasBunSayIIP
#IIPSoloRaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ALIRAN RASA GAMES LEVEL 5 KELAS BUNSAY #2 KOORDI IIP by. Defi Sulistyana “Yang Tak Terlupakan” Bismillaah, Ramadhan seakan ...