06 Maret 2010

Tiba-tiba aku ingin menikah…
Saat bersilaturahim ke ustadz / ustadzah,..ada banyak cerita pengalaman yang sangat memukau dan membuat semangat dalam jiwa2 kita. Itu pula yang dialamai saat suatu hari, sedang bersilaturahim ke seorang ummahat, beliau bercerita banyak hal, hingga ke sebuah topik tentang ‘kehidupannya’. Beliau mengatakan, kenapa dikatakan bahwa “menikah itu menyempurnakan separuh agama”… begini initi dari kata beliau :
“ seorang akhwat single yang mungkin terlihat sangat hebat, ataupun yang terlihat lemah lembut sekalipun pernah mengalami pahit manisnya sebuah permasalahan hidup,..akan tetapi setangguh-tangguhnya akhwat tersebut, atau seberapa dianggap besar masalahnya, itu bukanlah sebuah masalah yang berat sebelum seorang akhwat sudah menjalani marriage.”
Akhwatifillah, banyak hal yang lebih sulit yang akan dihadapi saat kita sudah menikah, jadi seberapa besar masalah yang kita hadapi sebelum menikah, sesungguhnya itu bukan masalah yang besar..kita akan terlihat kuat atau tidak, saat kita mendapat sebuah permasalahan di saat kita sudah menikah.
Then, beliau bercerita tentang pengalamannya. Suatu hari, dia mendapatkan suaminya mengaku sebuah hal yang sangat membuatnya shock, yang mungkin hanya sebagian kecil wanita di dunia ini yang mau berada pada posisi seperti itu, hal itu adalah poligami. Beliau mengetahui bahwa suaminya sedang dalam tahap melamar seorang wanita single yang sudah cukup tua secara usia, tapi belum pernah menikah, dan hal yang membuat shock ummahat tersebut adalah, beliau baru mengetahui hal itu disaat semuanya hampir deal…
Satu hal yang beliau sayangkan, kenapa komunikasi ini tidak sejak awal..kenapa baru disaat-saat terakhir sebelum semuanya kemudian menjadi “syah”. Akhirnya beliau sedikit meninggikan suara, dan suatu waktu, sampailah berita kemarahan beliau kepada calon pengantin suaminya..
Hubungan baik antara beliau dengan sanga calon istripun sedikit renggang (padahal dulu mereka sangat dekat)..hal ini dilakukan wanita itu karena wanita itu merasa telah merusak hubungan rumah tangga kakak (sebutan dari sang calon istri kepada ummahat).
Endingnya, pernikahan ini batal, karena wanita tersebut tidak ingin merusak hubungan ummahat tersebut.
Akan tetapi, yang membuah saya lebih shock dengan cerita itu adalah, saat pernikahan itu sudah berada pada posisi gagal, sang ummahat malah memohon pada wanita itu untuk menikah dengan suaminya….denga banyak alas an yang sangat bisa dicerna oleh akal sehat, karena sejatinya suaminya berniat poligami untuk sebuah tujuan yang baik, yang bisa ditelaah oleh pemikiran ummahat tersebut. Tapi, satu kata tetap sang wanita tidak mau.
Ummahat tersebut mengatakan bahwa, saat saya sudah menikah dan mendapatkan cobaan berat ini, saya masih merasa sangat tenang…tidak seperti saat mendapatkan cobaan disaat belum menikah..
Akhirnya, dengan semangat yang sama, yaitu mencarikan istri buat suaminya, beliau menawarkan temen halaqoh nya yang sudah menjanda untuk dijadikan istri kedua, akan tetapi sang janda tersebut menolak, karena dia sangat menghargai ummahat tersebut. Tidak mau menyerah begitu saja, sang ummahat bertekad, sebelum sang janda menemukan seseorang yang baru, maka sang ummahat belum mau menyerah.
Hal itu, yang membuat sang janda akhirnya mengatakan seperti ini kepada sang ummahat :
“ukhti, setiap manusia itu mempunyai harga diri, dan harga diri itu sangat mahal dan saya tidak ingin menjual haga diri saya. Begitu pula jika seseorang yang kemudian meminta-minta tentang suatu hal yang tidak bisa dilakukan oleh orang lain, berarti dia sudah mengorbankan harga dirinya.”
Hal itu yang membuat sang ummahat tersedak, dan melihat sebuah teguran dari sang Rabb semesta alam melewati sang janda tersebut..
Selama ini mereka (sang ummahat dan istrinya) telah mengorbankan harga diri dengan cara meminta-minta..
Dan hal tersebut pula yang membuat sang suami akhirnya sadar dan kemudian mengatakan “saya sudah sadar dan sekarang saya sekarang sudah berniat untuk tidak poligami”
Subhanallah…saya tidak tahu ini ending yang membahagiakan atau menyedihkan,…
akan tetapi, point yang dapat diambil, hal ini menjadikan aku tiba-tiba ingin menikah…aku ingin bisa menghadapi cobaan hidup dengan lebih kuat, agar aku bisa lebih bertakwa kepada Allah saat aku bisa menghadapi segala cobaanNYA. Begitu kata teman saya kepada teman saya… ^_^
pada bingung ya???
Yupz,…cerita ini saya dapatkan bukan langsung dari pemeran utama (sang ummahat), akan tetapi saya dapat disela dinner saya dengan seorang saudara seperjuangan, yang membuat dia tiba-tiba ingin menikah.
Semoga bermanfaat..dan semoga bisa diambil ibrahnya…
Kalau yang saya dapatkan, salah satu halnya adalah mengajarkan saya bahwa menikah itu tidaklah perkara yang mudah, 5menit itu (akad nikahnya) bisa ber impact untuk lebih dari 5 dekade…
Hamasah!!! ;-)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ALIRAN RASA GAMES LEVEL 5 KELAS BUNSAY #2 KOORDI IIP by. Defi Sulistyana “Yang Tak Terlupakan” Bismillaah, Ramadhan seakan ...